Jumat, 27 Mei 2016

TdF bergulir setiap tahun, haruskah?


Jangan komentar pada hal yang anda tidak paham. Begitulah dua teman kelasku dari Flores menghardik saya dalam dialog via inbox facebook.

Mereka berdua sama-sama orang birokrat dan selalu terganggu dengan pikiran 'liar' saya. Mungkin saya terlampau apatis, maka cenderung negatif pada event balap sepeda internasional bernama Tour de Flores (TdF) itu.

Kami kemudian bertukar wacana soal pariwisata Flores, dan saya menangkap banyak isu lebih penting ketimbang TdF sendiri.

TdF ternyata diakui sebagai pelecut hebat yang membuat sadar bahwa pariwisata itu adalah faktor demand pull namun kapasitas lokal nyaris gagal menyokong ini karena sektor pertanian dan peternakan yang belum bertumbuh.

Saya agak bingung dengan istilah demand pull, meski saya wartawan ekonomi, lalu saya diberi pencerahan oleh dua sahabat ini.

"Flores itu sudah mulai dikenal di dunia, tentu berkat komodo yang masuk seven wonder, event internasional sail komodo, dan yang lebih hebat sekarang adalah TdF. Jika sail komodo itu gateway menuju komodo (labuan bajo), maka TdF itu gateway untuk Flores seluruhnya.

"Teman (hans), keramaian TdF sekarang jelas menjadi tolak ukur dan secara jujur kita sadar bahwa kita harus serius membangun sektor peternakan dan pertanian, agar kita bisa mensupply semua kebutuhan hotel, restoran, homestay, tidak harus impor dari luar.

"Kita bangga ko teman, baru kali ini empat menteri hadir di Flores karena TdF, lihat sendiri antusiasme masyarakat kita. Para bupati kita serius dukung TdF, begitupun jalan sepanjang Flores dirapikan. Cuma saja dalam hal seremoni kami belum bisa beri yang terbaik karena ini pengalaman pertama..ke depan tentu kita buat lebih baik lagi teman.

"Soal dampak dari TdF, ini tidak seperti kita makan cabe teman, pedis (dampak) langsung terasa he he.."

Semua kita tahu, keempat menteri, terutama menko maritim dan sumber daya Rizal Ramli dan menteri pariwisata Arief Yahya telah menandaskan bahwa TdF itu event yang akan bergulir setiap tahun (annual event).

Publik Flores tentu berharap TdF tahun depan dipersiapkan lebih baik, agar peserta yang jumlahnya melebihi 300 itu, termasuk para kru setiap pebalap ini, menyerap produk lokal baik itu makanan, minuman, dan cindera mata.

TdF ini agenda kegiatan pemerintah pusat, pemerintah propinsi (NTT), dan pemerintah daerah (8 kabupaten di Flores). Mumpung TdF telah sukses dan pemerintah serius mendorong pembangunan sektor pariwisata Flores dengan bertambahnya alokasi dana dari pusat, semoga para Bupati turut melibatkan seluruh stakeholder dan kelompok pegiat pariwisata dan budaya di Flores dan di luar Flores pada event TdF tahun berikutnya.

Panitia Tdf di bawah asuhan Primus Dorimulu sebagai chairman telah merintis kegiatan super ini, kegiatan yang sangat mengandalkan kekuatan lobby di jajaran elit nasional, termasuk elit sponsor.

Sebagai co-admin eNBe yang terlanjur menciptakan keresahan terkait TdF, saya mohon maaf karena menulis pemikiran pada ihwal yang tidak saya paham dengan baik. Dua sahabatku di Flores, kalian jangan tersenyum jika kali ini saya mengalah ha ha e e ..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar