Kamis, 12 Mei 2016

UJIAN BAGI FLORES MELALUI TOUR de FLORES


Oleh Todis Reo

Tour de Flores (TdF) merupakan mega event yang melibatkan multi pihak; sebut saja mulai dari para inisiator yang oleh Bupati Sikka disebutkan sebagai Alumsi Seminari Mataloko (Al Semat), penyelenggara baik nasional maupun internasional yang diwadahi dalam Federasi Balap Sepeda Dunia (UCI), para atlit balap sepeda dunia, lembaga pemerintahan mulai dari Kementerian Pariwisata, Kemenko Maritim dan Sumber Daya, Gubernur NTT dan Bupati se-daratan Flores sampai pada masyarakat Flores yang hampir sama sekali tidak pernah disinggung peranannya.


Padahal, peran masyarakat sangat penting untuk menyukseskan TdF semisal membantu menertibkan hewan peliharaannya agar tidak mencelakai peserta balap.

Pandangan terhadap persiapan penyelenggaraan TdF pun beragam mulai dari yang optimis, kritis maupun pesimis. Perbedaan pandangan tersebut dapat dilihat dari persiapan TdF di kalangan pemerintahan daerah. Kadis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT pada Flores Pos, 11 Mei 2016 mengatakan bahwa TdF yang dijadwalkan berlangsung tanggal 18 – 26 Mei 2016 sudah rampung dan tinggal menunggu pelaksanaannya.

Pandangan yang mendukung datang dari Pemda Manggarai dimana Ketua Panitia yang juga Kepala BPBD Kabupaten Manggarai di media on line NTT Terkini mengatakan bahwa Pemda Manggarai sudah siapkan dana 1,5 miliar, namun hal-hal lainnya masih menunggu petunjuk dari Gubernur NTT.

Dalam pemberitaan media sebelumnya dikabarkan bahwa Bupati Ngada mengkritisi sharing dana sebesar 1,5 miliar karena minimnya sosialisasi peruntukan dana APBD yang harus disetujui oleh DPRD, dan terutama biaya kontribusi untuk TdF tersebut tidak termuat didalam APBD Kabupaten serta tidak tercantum dalam dokumen perencanaan yang ada sehingga diragukan mekanisme pertanggungjawabannya.

Keraguan inilah yang membuat bahkan sampai saat ini, panitia lokal di Kabupaten Ngada belum juga terbentuk. Kekritisan terhadap penggunaan APBD juga muncul seperti dilansir media on line Suara Flores yang memberitakan bahwa karena ngotot menolak dana besar yang digelontorkan untuk TdF, Ketua DPRD Sikka mengusir Anggota DPRD dari ruangan Badan Anggaran.

Hal ini tentu tidak sejalan mengingat sebagai unsur pemerintahan daerah, Flores Pos, 11 Mei 2015 juga memuat pernyataan Kadis Pariwisata Sikka yang mengatakan bahwa draft kunjungan tamu TdF sedang dibahas bersama SKPD terkait.

Kontradiksi lainnya terlihat di Flores Pos, 12 Mei 2015. Bupati Manggarai Barat mengatakan bahwa siap tidak siap, pemda Mabar akan menyukseskan TdF dan APBD sudah diap untuk itu. Pada saat yang sama pula, Kadis Kebudayaan dan pariwisata Manggarai Barat mengatakan bahwa Peserta TdF terancam tidak kebagian hotel selama berada di Labuan Bajo karena semua hotel di ibukota Manggarai Barat itu sudah dipenuhi dengan tamu lain, yang juga didukung pernyataan Kadis Pendapatan Mabar bahwa tamu TdF terancam tidak mendapat hotel karena sudah dipesan tamu lain jauh sebelumnya. Bahkan Sekretaris Dinas Kebudayaan Pariwisata Mabar mengatakan bahwa dana untuk TdF sampai saat ini belum ada kepastian.

Apapun beragam pendapat yang dikemukanan kalangan pemerintahan daerah, penyelenggraan TdF tinggal menghitung hari. Terlepas dari multi pihak yang berurusan langsung dengan TdF, pada akhirnya penilaian hanya ditujukan kepada tamu (peserta dan panitia dari luar negeri) dan tuan rumah (Pemda dan masyarakat Flores).

Pada titik ini, ibarat ujian, hasil akhir penyelenggaraan TdF adalah: Pemda dan masyarakat Flores lulus atau tidak sebagai tuan rumah yang baik. Dampaknya bisa diperhitungkan; jika Flores menjadi tuan rumah yang baik maka event TdF akan berkelanjutan, sebaliknya jika menjadi tuan rumah yang tidak baik maka TdF hanya akan menjadi event yang terjadi tahun ini saja.

Gambaran mengenai beragam pandangan dari sisi pemerintahan daerah terhadap TdF diatas, tentu bagi kalangan yang optimis akan melihatnya sebagai masih ada waktu meskipun mepet, guna membenahi segala kekuarangan dan kelemahan yang terjadi. Dengan demikian, ajakan bung Robert EppeDando agar semua pihak menyukseskan balap sepeda dunia pertama dunia di Flores menjadi sangat relevan. Semoga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar