Kamis, 02 Juni 2016

UCAPAN TERIMAKASIH PANITIA TOUR DE FLORES 2016


Primus Dorimulu, Chairman TdF

Sebagai chairman Tour de Flores (TdF) 2016, saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang sudah memungkinkan terselenggaranya even lomba sepeda bertaraf internasional di Flores, NTT, Kamis, 19 Mei hingga Senin, 23 Mei 2016.

Dengan persiapan yang hanya enam bulan, TdF terselenggara dengan baik. Lomba sepeda itu diikuti oleh 160 atlit sepeda dari 21 negara, menempuh rute sepanjang 661,5 km, dari Larantuka, Flores Timur hingga Labuan Bajo, Manggarai Barat.

Meski waktu persiapan pendek, TdF berlangsung sukses. TdF berhasil membawa atlit sepeda kelas dunia ke Flores dan memperkenalkan Flores kepada dunia lewat pemberitaan puluhan media, dalam dan luar negeri, serta media sosial.

Ratusan jurnalis dari dalam dan luar negeri menulis tentang Flores, lomba sepeda, dan potensi pariwisatanya. Selama lima hari loba, TdF menjadi trending topic. Karena itu, dengan kerendahan hati, kami mengucapkan terimakasih kepada:

Pertama, Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli. Ketika gagasan TdF dilontarkan, ia langsung memberikan persetujuan. Menko juga sudah bersedia hadir di open ceremony dan pelepasan atlet di Larantuka, Flores Timur.

Kedua, Menteri Pariwisata Arief Yahya. Bukan hanya memberikan persetujuan, Menpar langsung menegaskan bahwa TdF akan dijadikan annual event dan merupakan even pariwisata tertinggi di NTT karena kegiatan ini berskala internasional. Menpar juga hadir di finish etape terakhir, Labuan Bajo.

Ketiga, Gubernur NTT Frans Leburaya. Tanpa banyak bicara, Gubernur langsung menyurati Menko Maritim dan Sumber Daya untuk meminta dukungan bagi terselenggaranya TdF dan menunjuk Yayasan Alumni Seminari Mataloko sebagai event organizer. Gubernur hadir di pembukaan dan penutupan TdF.

Keempat, Ketua DPRD I NTT Anwar Pua Geno. Walau TdF tidak masuk dalam agenda 2016, DPRD NTT mendukung gubernur untuk memasukkan biaya TdF dalam APBD-Perubahan 2016.

Kelima, para bupati seluruh Flores, yakni bupati Flores Timur, bupati Sikka, bupati Ende, bupati Nagekeo, bupati Ngada, bupati Manggarai Timur, bupati Manggarai, dan bupati Manggarai Barat.

Keenam, ketua DPRD II Flores Timur, Sikka, Ende, Nagekeo, Ngada, Manggarai Timur, Manggarai, dan Manggarai Barat.

Ketujuh, Kadis pariwisata NTT dan para kadis pariwisata di Flores Timur, Sikka, Ende, Nagekeo, Ngada, Manggarai Timur, Manggarai, dan Manggarai Barat.

Kedepalan, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono yang sudah ke Flores untuk memuluskan jalan nasional yang menjadi rute TdF.

Kesembilan, Menteri Perhubungan Ignatius Jonan yang sudah membantu membangun pembatas jalan dengan jurang dan tebing sepanjang rute TdF.

Kesepuluh, Menteri Perindustrian Saleh Husin yang sejak awal memberikan dukungan dan pada saat TdF hadir di Ende saat gala dinner dan acara pelepasan atlet.

Kesebelas, Menpora Imam Nahrowi yang sudah memberikan dukungan dan meluangkan waktu hadir di acara penutupan di Labuan Bajo.

Keduabelas, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara yang sudah memastikan tersedianya wifi dan akses informasi di media center di setiap etape.

Ketigabelas, Kapolri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti dan jajarannya yang telah mengamankan TdF.

Keempatbelas, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan jajarannya yang ikut menjaga keamanan TdF.

Kelimabelas, Uskup Larantuka Mgr Fransiskus Kopong Kung, Uskup Maumere Mgr Kerubim Parera, Uskup Agun g Ende Mgr Vincensius Poto Kota, dan Vikep Ruteng RD Kanins Ali yang sudah memimpin doa di acara start setiap etape TdF.

Keenambelas, Duta Besar San Marino untuk Indonesia Germano Valle Barbero.

Ketujuhbelas, Ketua Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) Raja Sapta Oktohari.

Kedelapanbelas, para sponsor TdF.

Kesembilanbelas, Race Director dari Union Cycliste Internationale (UCI) Jamaludin Mahmud.

Keduapuluh, seluruh masyarakat Flores.

Keduapuluhsatu, semua mereka yang menyampaikan kritik dengan tulus, berusaha memiliki pemahaman yang lengkap tentang TdF, respek yang tinggi terhadap pihak yang dikritik, dan menyampaikan pemikiran konstruktif demi penyelenggaraan TdF yang lebih baik di masa akan datang.

Kedupuluhdua, semua facebookers yang ikut memantau persiapan dan jalannya TdF.

TdF adalah international racing pertama di kawasan Indonesia bagian timur. Dengan TdF, apalagi menjadi even tahunan, potensi pariwisata Flores dan NTT kian dikenal masyarakat Indonesia dan dunia.

NTT sudah ditetapkan pemerintah sebagai New Tourism Territory, kawasan wisata baru selain Bali. Labuan Bajo pun sudah dipatrikan sebagai satu dari sepuluh destinasi unggulan. Selain ternak, pemerintah mendorong NTT menjadi provinsi pariwisata.

Labuan Bajo merupakan pintu gerbang para wisatawan menuju Taman Nasional Komodo dan daerah tujuan wisata lainnya di Flores, mulai dari Manggarai Barat hingga Lembata.

Lewat even TdF, mata dunia diajak untuk melihat daerah tujuan wisata lainnya di Flores selain Komodo. TdF bukan satu-satunya faktor yang mendongkrak pariwisata Flores. Tapi, dengan TdF, apalagi yang akan menjadi annual event, Flores akan semakin dikenal dunia.

Pariwisata membutuhkan promosi. Tanpa promosi, potensi wisata tetap menjadi potensi. Sedang event adalah bentuk promosi yang cukup efektif. Sport event seperti TdF merupakan salah satu ajang promosi wisata terbaik.

Beberapa bulan lagi, Otorita Labuan Bajo dibentuk pemerintah pusat. TdF dan keberadaan Otorita Labuan Bajo akan signifikan mendongkrak pariwisata Flores.

Dampak positif TdF yang bisa langsung terlihat adalah pembangunan dan perbaikan infrastruktur jalan raya di samping promosi. Pemerintah pusat sudah berjanji untuk membangun jalur utara agar bisa menjadi rute TdF.

Pada tahun-tahun akan datang, rute TdF akan berubah-ubah agar lebih banyak ruas jalan yang bisa dibangun pemerintah pusat. Mbay dan Borong akan disinggahi jika jalan raya dan jumlah kamar hotel sudah mencukupi sesuai standar UCI.

Bupati Manggarai Timur sudah menyanggupi, tahun depan, kamar hotel di Borong sudah mencapai 600. Mudah-mudahan jalan raya Aegela-Mbay dan jumlah kamar hotel di Mbay juga sudah siap, Mei 2017.

Dampak lain dari kehadiran wisatawan sangat tergantung pada partisipasi pemda dan masyarakat setempat dalam menyediakan kebutuhan bagi wisatawan. Berbagai jenis suvenir dengan standar nasional, bahan makanan (beras, sayur-mayur, buah-buahan dan daging), tenaga kerja untuk hotel, restoran, transportasi, biro perjalanan, dan sebagainya yang disediakan masyarakat setempat akan mengangkat kesejahteraan mereka.

TdF merupakan sebuah ikhtiar nyata untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat Flores, salah satu wilayah termiskin di Indonesia. Ikhtiar ini hanya efektif jika ditopang oleh berbagai upaya lainnya, baik di sektor pariwisata, infrastruktur, pendidikan, pertanian, maupun sektor-sektor lainnya.

"Daripada terus-menerus mengutuk kegelapan, lebih baik menyalakan lilin." Dan lilin TdF sudah dinyalakan. Sekali lagi, terimakasih.

Jakarta, 30 Mei 2016

Salam hormat




Tidak ada komentar:

Posting Komentar