Rabu, 13 Januari 2016

Wanita Cantik Cinta Gafatar


JAKARTA (Flodarita) - Wanita pada umumnya dinilai sebagai kaum lemah, tidak berdaya, maka sering mencari perlindungan kala sulit mendapatkan rasa aman atau ketiadaan rasa damai di hati.

Maka jangan heran jika wanita benci pada kekerasan, kejahatan, ketidakadilan, dusta, berikut aksi percabulan oleh kaum pria.

Gafatar, Gerakan Fajar Nusantara, sebuah organisasi masyarakat (ormas) akhirnya dinyatakan dibubarkan oleh pemerintah hari ini, mungkin akibat tekanan beberapa tokoh agama.

Tapi hal menarik untuk dikaji adalah mengapa banyak wanita cantik, wanita muda, anak sekolah, mahasiswa bergabung dengan ormas berlambang matahari ini semenjak dideklarasi di Indonesia 21 Januari 2011.

Gafatar memang agak unik karena, tidak seperti ormas pada umumnya, begitu terbuka dan membiarkan semua kalangan mengakses informasi berikut segala kegiatan yang dilakukan.

Memang tak ada hal yang patut dicurigai karena gafatar sangat terbuka dan begitu menyatu dengan masyarakat melalui kegiatan sosial.

Namun, cara kurang elegan saat merekrut anggota (banyak anggota memilih bergabung dengan cara kabur dari keluarga atau eksodus dan hilang secara misterius) memicu aparat dan pemerintah mewaspadai motif gerakan ormas ini.

Kegiatan sosial yang jadi inti dari gerakan gafatar, oleh sebagian kalangan, justru dinilai sebagai kedok atau modus karena gafatar disinyalir tengah bermetamorfosis.

Gafatar awalnya berpegang pada akidah Islamiah, lalu berubah menjadi Komar (komunitas milah Abraham), sebuah komunitas yang berusaha menyatukan agama yahudi, kristen, dan islam. Sekarang, Gafatar lebih fokus pada sosial kemasyarakatan.

Banyak kalangan justru berkesan Gafatar adalah ormas yang jujur, aman, dan baik, sebagaimana didapatkan dari info di websitenya.

Tapi harus tetap ingat, jangan sekedar melihat apa yang dilakukan sebuah ormas tapi harus lihat akar dari idiologi mereka dan tujuan yang hendak dicapai.

Meski resmi dibubarkan, Gafatar sebagai sebuah ormas yang mengkalim dirinya tidak berbasis pada keagamaan, melainkan pada kegiatan sosial masyarakat, tetap menarik untuk dilihat dan ditelusuri.

Sebab ada nilai baik yang tersurat dalam janji anggota saat memutuskan bergabung. Janji dimaksud antara lain tidak mencuri, tidak akan berzinah, tidak akan membunuh, tidak akan berdusta, berbudi pekerti luhur, dan berbuat baik pada sesama manusia.

Wanita, juga anak muda, memang adalah kelompok yang mudah diterpengaruh atau disugesti, tapi jangan lupa banyak manusia masih mencari kepuasan batin (minim sisi afektif) meski punya kemampuan kognitif yang tajam.

Mereka tidak serta merta dinilai sebagai kelompok dengan tingkat kecerdasan yang rendah (meski berpendidikan) atau majal alias tumpul. Gafatar digandrungi bisa saja karena manusia mulai jenuh dengan situasi saat ini, dimana agama dan negara tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan afektif (batin). Ehm


Tidak ada komentar:

Posting Komentar