Sabtu, 24 Januari 2015

Romo Patris, OFM: "Pilihan saya berasal dari Yang Berasal"

Romo Patris, OFM
FLODARITA (Jakarta) - Keluarga Watuneso (Ende-Lio) di Jakarta boleh berbangga karena putra terbaik mereka, Romo Patris, OFM dipilih Tuhan sebagai seorang pastor, imam, gembala umat.

Meski lahir dan bertumbuh dewasa di Jakarta, Romo RP Andreas Patriamus Mbete Ijumbeke, OFM penuh keyakinan memilih menjadi seorang pastor meski baru mendapat restu dari ibunya setelah 9 tahun selama sekolah di seminari (menengah dan tinggi).

Seperti ibu pada umumnya, ibu dari Romo Patris bersikukuh agar putra kebanggaannya tidak memilih menjadi pastor karena Romo Patris adalah putra satu-satunya.

"Saya cukup lama bersabar menanti jawaban dari mama untuk mendukung pilihan saya (jadi pastor), dan harapan itu akhirnya terwujud setelah 9 tahun. Karenanya saya begitu terharu karena mama yang luluh hatinya," ujar Romo Patris saat memberi sambutan di penghujung Misa Pertama Penthabisannya kemarin (sabtu 24/1) di gedung balai Sarbini Wiladatika, Taman Bunga, Cibubur, Jakarta.



"Saya sangat terharu ketika Romo Patris meminta dukungan kita (umat) agar beliau tetap kuat dan setia dengan panggilannya..soal ini kadang tidak secara terbuka diungkapkan soerang imam baru," kata Berto Lalo, tokoh Flores dan NTT di Jakarta kepada redaksi Flodarita.

Kesetiaan pada panggilan, terutama bagi seorang selibat (tidak kawin) seperti Pastor atau Romo, jadi perhatian penting gereja dan umat dunia di era yang kian maju, modern, dan terbuka ini.

"Pasti juga ada cinta yang terbatas dalam diri kita yang mendorong kita untuk mempersembahkan diri kita seutuhnya kepada Allah," demikian Romo Patris menulis dalam buku Misa Syukur Penthabisannya.

"Ine ame, Aji kae, semua keluargaku yang hadir di sini dalam perayaan Misa Syukur Pentahbisanku hari ini, saya pinta doa dan dukungan agar saya tetap bertahan menjadi seorang pastor dengan memakai jubah seperti ini hingga saat terakhir Tuhan menjemput saya," pinta Romo Patris.

Beberapa umat yang hadir tampak tersenyum sementara yang lain tidak bergeming karena mungkin sadar bahwa panggilan menjadi seorang Pastor itu tidaklah mudah, terutama untuk bertahan setia.

KAWIN ITU BAIK, TAPI TIDAK KAWIN ITU LEBIH BAIK. Saat di seminari Mataloko, penulis diakrabkan dengan ungkapan di atas, karena pastor pembimbing sengaja mengulang-ulang tulisan salah satu pengarang Injil itu sambil berharap para siswa seminari (calon pastor) MEMILIH TIDAK KAWIN (baca: jadi pastor).

Romo Patris, OFM, saat ini yakin dan percaya akan tetap kuat teguh bertahan pada panggilannnya. Kemauan (tekad) yang keras setidaknya menjadi modal pertama, selebihnya, seorang Pastor pasti butuh dukungan doa dari umatnya sendiri, dan menyerahkan diri sepenuhnya pada Penyelenggaraan Sang Ilahi.

Romo Patris telah dengan sangat mantab memilih menjadi seorang Fransiskan, dan menjadi seorang Imam Fransiskan. Kami, para imam Fransiskan, sadar dan percaya bahwa pilihan kami berasal dari Yang Berasal. Demikian penegasan Romo Sintus, OFM, kolega Romo Patris, dalam kotbahnya kemarin.

Jo Seru

Keluarga Watuneso (Ende Lio) di Jakarta mengemas acara Misa Syukur Penthabisan Romo Patris, OFM kemarin (Sabtu 24/1) sederhana namun sangat berkesan karena kuat nuansa kekeluargaan dengan serangkaian syair petuah dan nasihat (Jo Seru).

Yubilaris dan keluarga diiringi masuk ruang Misa dengan tarian Wa'i Woge dan bhea, sumbangsih FORGEMA, kelompok muda dan mahasiswa Ende di Jakarta.

Saat ramah tamah, panitia - yang juga dimotori tokoh muda Ende di Jakarta seperti Fransisco Eltari Dorelagu, Marlin Bato, dan Adolphus Reku - menyajikan lagu etnis (Ende Deku Dengu, Sanua Kota Ende, Sombo Momo), lagu rohani (Indah RencanaMu, Tuhan), dan tarian (Wanda Pa'u dengan musik Feko Genda dan gawi massal).

Panitia juga mengundang beberapa tokoh Nagekeo di Jakarta seperti Primus Dorimulu dan Raldy Doi. Budayawan dan musisi asal NTT, George Soge Soo, yang juga asal Nagekeo, turut mendukung acara ini.

Nagekeo sebagai sebuah etnis paling berpengaruh di Flores belum lama ini masuk dalam konsep pembangunan wilayah oleh pemerintahan Kabupaten Ende dibawah pimpinan Bupati Marsel Petu. Sang Bupati yang getol membangun pariwisata Ende ini terus mendengungkan semangat kesatuan "ENDE LIO NAGE sare".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar