Selasa, 29 November 2016

Pilbup Lembata: Patrick Djuang Jagokan Hani Chandra


JAKARTA (Flodarita) - Hani Chandra begitu populer saat ini setelah lolos sebagai salah satu kandidat calon Bupati Lembata yang bertarung dalam pemilihan bupati (Pilbup) tahun depan. Hani adalah sosok perempuan pertama di Lembata yang berani tampil jadi orang nomor satu di wilayah itu.

Patrick Djuang adalah salah satu dari kelompok anak muda Lembata yang menjagokan Hani Chandra karena Hani bisa jadi panutan, inspirasi dan pilihan.

"Lewotana kita tidak memerlukan pemimpin yang sekadar gemar mempertontonkan sikap merakyat, tapi tidak jelas apa yang akan dia lakukan untuk memperbaiki taraf hidup orang banyak," kata Patrick saat diwawancara Redaksi Flodarita di Jakarta belum lama ini. "Lewotana butuh sosok Pemimpin bukan Pimpinan."

Sejarah dimulai dengan keberanian. Dengan hati tulus ikhlas, bekerja dengan kesungguhan hati, niscaya harapan baik pasti akan menjadi kenyataan. Demikian tulis Hani Chandra di laman facebook.

Hani Chandra bersama wakilnya Linus Beseng (Paket Halus dengan nomor urut 4) siap bertarung dan berharap dapat dukungan solid dari seluruh warga Lembata, untuk membangun kemanusiaan dan mendorong perubahan nyata.

Begitu banyak sosok perempuan Lembata yang memiliki kapasitas pemimpin, dan Hani Chandra adalah salah satu di antaranya. Hani dikenal sebagai sosok pemimpin dan pengusaha yang suka membantu ekonomi kalangan menengah ke bawah.

Di mata Patrick Djuang, Hani memiliki visi terbaik yakni fokus pada leading sektor Kemakmuran sebagai bagian utama membangun Lembata. Hani menaruh perhatian pada ekonomi kreatif Lembata, modal menuju Lewotana sejahtera.

Patrick Djuang saat ini adalah salah satu elit di DPP Pemuda Perindo Pusat, merangkap koordinator wilayah Pemuda Perindo NTT. Sementara Hani Chandra adalah Ketua DPD Perindo Lembata.

Patric Djuang, politisi muda asal NTT di Jakarta ini, bagaimanapun risau jika Hani Chandra akan dijegal barisan lawan politik yang ada, apalagi transaksi politik selalu marak di daerah minim potensi ekonomi seperti Lembata.

"Rakyat tidak sadar jika penguasa menggerogoti dan merampas hak hidup rakyatnya sendiri. Rakyatpun akan mati 10 tahun kemudian," ujarnya.

Patrick mengatakan korupsi marak di Lembata selama ini karena politik dijadikan sumber mata pencarian. "Pemimpin terus bersandar pada APBD, kurang upaya memobilisasi dana masuk ke Lembata misalnya lewat investasi dari luar."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar