Senin, 19 Juni 2017

Seniman Sandy: Wanita sekarang pintar tapi kurang cerdas


DEPOK, Flodarita

Redaksi menemukan banyak tulisan ini di eFBi. Semua perempuan harus punya kecerdasan. Karena dunia terlalu keras jika hanya mengandalkan kecantikan. Dipuji karena cantik memang menyenangkan, tetapi dikagumi karena prestasi jauh lebih membanggakan.

Redaksi justru penasaran dengan coretan Sandy Romualdus (wanita sekarang pintar tapi kurang cerdas...). Seperti para seniman pada umumnya, Sandy suka menabrak diksi (kata) dengan diksi yang lain padahal keduanya sinonim (sama arti). Apa gerangan dengan kata pintar dan cerdas itu, oleh Sandy, disematkan pada sosok wanita?

Seniman memang suka sekali menggiring orang lain untuk mengasah logika lebih dalam, logika milik seniman, meski cenderung membuat bingung. Sandy sangat jelas menempatkan kata cerdas pada level yang lebih tinggi (dari kata pintar), tapi tidak sudi mendefinisikan keduanya menurut kamus seniman.

Menurut Sandy, seorang wanita cantik yang memberi surat cinta dan seikat bunga hijau kepada suaminya belum dianggap cerdas, tapi pintar, jika sekedar mewarnai hari valentine (kasih sayang) misalnya. Dia (wanita tadi) cerdas jika melakukan ini dalam keyakinan bahwa cinta harus terus dinyatakan/diungkapkan terus menerus.

So katakan cinta dgn tak bosan-bosannya..cinta kian berharga jika trs dibagi..ada yg lbh besar..adalah niat tulus utk trs saling cinta...krn kadang kita lupa mengatakannya kpd orng-org terdekat, tulis Sandy di laman eFBi.

Sandy juta wartawan tersohor di Jakarta, asal Nagekeo-Flores, dan banyak sekali karya tulisnya dinobatkan terbaik (juara kontes lomba). Melalui tulisan-tulisan hebat itu, Sandy dikenal di jajaran elit sektor perbankan, keuangan, dan pasar modal.

Bisa jadi, selain konten tulisan bermutu, Sandy bisa menghadirkan logika seniman pada setiap karya tulisnya, maka tulisannya jadi yang terbaik. Sandy memang punya perpektif tentang ini; Melakukan sesuatu itu semua orang bisa.. tapi melakukan dengan ikhlas dan berkesan baik itu tidak semuanya bisa..

Benar, tidak banyak wartawan hari ini yang bisa menulis dengan hati (ikhlas dan berkesan baik). Dirgahayu seniman berprofesi wartawan, Sandy Romualdus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar